Deiyai, SINAR BEMO – Bupati Deiyai, Melkianus Mote, ST membuat pernyataan perubahan mendasar dalam skema bantuan pertanian dan agribisnis di Kabupaten Deiyai. Di sela-sela kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis Ternak yang diikuti 20 Kelompok Tani, Bupati Mote hadir di Aula Sekwan pada Selasa (8/10/2025) untuk memberikan pandangan umum yang sekaligus menjadi peta jalan baru pembangunan sektor primer daerah.
Pelatihan yang diisi oleh narasumber Nikson Kotouki, S.P. tersebut menjadi momentum bagi Bupati Mote untuk mengumumkan kebijakan revolusioner: penghapusan penerimaan proposal bantuan pertanian mulai tahun 2026.
Penataan Ulang Skema Bantuan: Dari Proposal ke Verifikasi Langsung
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bupati Mote secara terbuka menyoroti tantangan yang dihadapi dalam penyaluran bantuan saat ini, terutama terkait verifikasi proposal. “Kemarin kami sudah kumpul, tapi kami tidak dibayar. Kami dikasih sedikit, isu-isu seperti ini saya dengar. Proposal yang sudah dimasukkan ini kami belum cek sama-sama sekali, dan proposal banyak sehingga memang dibagi seperti itu untuk tahun 2025,” ujar Bupati Mote, mengindikasikan adanya ketidakmerataan dan kesulitan dalam memvalidasi permohonan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Bupati Mote mengumumkan rencana radikal yang akan diterapkan mulai tahun anggaran 2026. “Tahun Depan tidak akan terima proposal. Awal Januari saya akan pasang spanduk bahwa Kabupaten Deiyai tidak menerima proposal untuk tahun 2026,” tegasnya.
Kebijakan ini bertujuan untuk memastikan bantuan benar-benar jatuh ke tangan petani dan peternak yang aktif serta membutuhkan. Skema baru akan mengedepankan verifikasi langsung (on-the-spot) oleh Pemerintah Daerah.
”Kami yang akan langsung cek, kebun kopi, ternak, pertanian. Bahkan pasti ada yang belum masukkan proposal karena belum tahu menulis,” tambahnya, menunjukkan empati terhadap masyarakat akar rumput yang mungkin terkendala secara administrasi.
Fokus Ekonomi Lokal: Revitalisasi Kopi Arabika dan Peternakan Babi
Dua komoditas utama menjadi fokus perhatian Bupati Mote dalam membangun fondasi ekonomi Deiyai: Kopi dan Peternakan Babi.
1. Peternakan Babi: Pengadaan 5.000 Ekor
Bupati Mote mencanangkan program pengadaan besar-besaran di sektor peternakan. “Fokus saya tahun di pertanian adalah Kopi dan Peternakan Babi. Saya akan beli Babi 5 Ribu ekor,” ungkapnya.
Menariknya, program ini dirancang untuk memberdayakan ekonomi lokal secara ganda. Pemerintah Daerah akan membeli babi kecil dari masyarakat yang sudah beternak, sehingga memberikan pasar dan pendapatan bagi peternak eksisting. Selanjutnya, babi-babi tersebut akan dibagikan kepada masyarakat lain yang telah memiliki kandang yang layak, memicu pertumbuhan populasi ternak secara merata dan terstruktur.
2. Kopi Arabika: Dukungan Penuh untuk 250 Petani
Di sektor perkebunan, Kopi Arabika dipilih sebagai komoditas unggulan. Kabupaten Deiyai saat ini memiliki sekitar 250 petani kopi yang akan menjadi ujung tombak pengembangan ini. Bupati berjanji, “Bagi petani yang benar-benar bekerja akan mendapatkan bantuan apabila ada bantuan.”
Komitmen Pemerintah Daerah tidak hanya berhenti pada penyediaan bibit. Bupati Mote juga menjamin kepastian pasar. “Apabila masyarakat sampaikan kami punya kopi banyak tapi tidak ada orang yang beli, maka saya akan beli,” janji Bupati, menghapus kekhawatiran klasik petani tentang pemasaran hasil panen.
Peningkatan Kualitas dan Kebutuhan Bibit
Bupati Mote menyadari adanya kelemahan dalam rantai pasok kopi, khususnya pada proses pascapanen. “Kita di sini pengetahuan soal penjemuran kopi sangat minim,” kritiknya. Oleh karena itu, ia secara khusus meminta narasumber pelatihan untuk memberikan materi detail tentang proses penjemuran kopi setelah dipetik dari pohon. Ia menekankan perlunya standar kualitas, dengan harapan mendapatkan kopi yang sudah kupas dan kering dari petani.
Untuk memastikan keberlanjutan program ini, Bupati Mote dan Kepala Dinas Pertanian juga membuka pintu komunikasi bagi masyarakat yang membutuhkan modal awal. “Apabila masyarakat mempunyai lahan dan belum ada bibit maka sampaikan ke kami, Bupati dan Kepala Dinas Pertanian,” tutupnya, memberikan arahan yang jelas kepada petani untuk segera melaporkan kebutuhan bibit.
Perubahan skema bantuan ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem pertanian dan peternakan yang lebih efektif, terverifikasi, dan berkelanjutan, memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif bagi seluruh masyarakat Deiyai.