Diskusi Mendalam di Deiyai: Titus Pekei dan Kabag Hukum Menggali Filosofi Noken dan “Dou, Gai, Ekowai”

Tuesday, 14 October 2025 - 03:58 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Titus Pekei penggagas Noken, Kabag Hukum Yehezkiel B. Kotouki, M.HUM staff dan Tenaga Kontrak di Ruang Kerja. Senin, 13/10/2025.

Titus Pekei penggagas Noken, Kabag Hukum Yehezkiel B. Kotouki, M.HUM staff dan Tenaga Kontrak di Ruang Kerja. Senin, 13/10/2025.

Deiyai SINAR BEMO — Kabupaten Deiyai, Papua, menjadi saksi bisu dari pertemuan penting antara tokoh-tokoh yang peduli terhadap pelestarian budaya dan pembangunan daerah. Titus Pekei, seorang pengacara dan aktivis budaya kelahiran Papua yang dikenal atas upayanya dalam melestarikan budaya Noken, baru-baru ini berkunjung ke Pemerintah Kabupaten Deiyai. Kunjungan ini menjadi momentum untuk berdiskusi mengenai nilai-nilai luhur yang terkandung dalam budaya lokal, khususnya filosofi Noken dan moto daerah “Dou, Gai, Ekowai.”

Apresiasi dan Diskusi di Bagian Hukum Sekretariat Daerah

Titus Pekei disambut hangat di Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Deiyai. Dalam pertemuan tersebut, ia menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Deiyai atas komitmen mereka dalam melestarikan dan mengamalkan nilai-nilai kearifan lokal. Diskusi yang mendalam pun terjadi, terutama mengenai moto Kabupaten Deiyai, “Dou, Gai, Ekowai,” yang berarti melihat, berpikir, dan bertindak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Peran Titus Pekei dalam Pelestarian Budaya Noken

Sebagai seorang pengacara dan aktivis budaya, Titus Pekei memiliki peran sentral dalam mengadvokasi pengakuan Noken sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Upayanya yang gigih membuahkan hasil pada Desember 2012, ketika UNESCO secara resmi mengakui Noken sebagai warisan budaya yang membutuhkan perlindungan mendesak. Pengakuan ini menjadi tonggak penting dalam upaya pelestarian budaya Papua di mata dunia.

Apresiasi untuk Gebrakan Pemerintah Daerah

Kehadiran Titus Pekei juga menjadi kesempatan untuk mengapresiasi berbagai kebijakan dan gebrakan yang telah dilakukan oleh Bupati Melkianus Mote, ST, dan Wakil Bupati Ayub Pigome. Kebijakan-kebijakan inovatif ini diharapkan dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat Deiyai, sejalan dengan semangat pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan.

Diskusi Filosofis antara Titus Pekei dan Kabag Hukum

Salah satu momen penting dalam kunjungan ini adalah diskusi antara Titus Pekei dan Kabag Hukum, Yeheskiel Kotouki, SH., MH, mengenai filosofi Noken. Diskusi ini menggali lebih dalam makna dan nilai-nilai yang terkandung dalam Noken, serta relevansinya dalam kehidupan masyarakat Papua, khususnya masyarakat Deiyai.

Simbol Kehidupan dan Kemakmuran: Noken melambangkan kehidupan yang baik dan kemakmuran karena dibuat dari bahan-bahan alami yang diambil dari hutan, serta digunakan untuk membawa hasil bumi.

Perdamaian dan Penyatuan Budaya: Noken juga menjadi simbol penyatuan budaya di antara lebih dari 250 kelompok etnis di Papua. Bahkan, Noken dapat digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan sengketa secara damai.

Kesuburan: Noken dianggap sebagai simbol kesuburan karena proses pembuatannya yang secara tradisional hanya dilakukan oleh perempuan asli Papua.

Kehidupan Sosial: Noken mengajarkan nilai-nilai seperti solidaritas, kejujuran, dan saling menghargai. Dalam setiap jalinan serat Noken, terkandung pesan tentang pentingnya kebersamaan dan gotong royong.

Multifungsi: Noken digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari membawa barang, menggendong anak, hingga menjadi bagian dari upacara adat.

Harapan untuk Masyarakat Deiyai

Titus Pekei berharap agar filosofi Noken benar-benar menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat Mee, khususnya masyarakat Kabupaten Deiyai. Dengan memahami dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam Noken, diharapkan masyarakat Deiyai dapat hidup dalam harmoni, kedamaian, dan kesejahteraan.

Kunjungan Titus Pekei di Deiyai adalah sebuah pengingat tentang pentingnya melestarikan dan mengamalkan nilai-nilai kearifan lokal. “Dou, Gai, Ekowai” dan filosofi Noken adalah warisan berharga yang harus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang. Semoga semangat ini terus membara di hati setiap masyarakat Deiyai, membawa mereka menuju masa depan yang lebih baik.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Robi Bobii: Penunjukan Mesak Pakage Bukti Penghargaan Bupati pada Perintis Deiyai
Masalah Internal SMP YPPK Waghete II, Pemilik Ulayat Minta tidak Dilibatkan
Donatus Mote: Jangan Libatkan Siswa dalam Masalah Internal Sekolah SMP YPPK Waghete
Yulita Mote Pimpin Dinsos Deiyai ke Distrik Terpencil, Pastikan Warga Rasakan Sentuhan Pemerintah
IPPMA KEDEGAPO Nabire Bekali 24 Mahasiswa Baru dan Lama dalam Seminar dan Orientasi
Wakili Bupati, Mesak Pakage Serahkan Simbolis Bantuan Bibit Babi di Deiyai
Deiyai Kini Punya Pusat Kesehatan Hewan, Kadis Serahkan Vaksin ke Bidang Peternakan
Dorong Generasi Emas, Bupati Deiyai Tegaskan Alokasi Dana Desa untuk Pendidikan PAUD

Berita Terkait

Tuesday, 14 October 2025 - 10:24 WIT

Robi Bobii: Penunjukan Mesak Pakage Bukti Penghargaan Bupati pada Perintis Deiyai

Tuesday, 14 October 2025 - 03:58 WIT

Diskusi Mendalam di Deiyai: Titus Pekei dan Kabag Hukum Menggali Filosofi Noken dan “Dou, Gai, Ekowai”

Monday, 13 October 2025 - 18:36 WIT

Masalah Internal SMP YPPK Waghete II, Pemilik Ulayat Minta tidak Dilibatkan

Monday, 13 October 2025 - 13:15 WIT

Donatus Mote: Jangan Libatkan Siswa dalam Masalah Internal Sekolah SMP YPPK Waghete

Sunday, 12 October 2025 - 03:42 WIT

Yulita Mote Pimpin Dinsos Deiyai ke Distrik Terpencil, Pastikan Warga Rasakan Sentuhan Pemerintah

Berita Terbaru

Wabup Ayub Pigome saat membuka Sosialisasi UU No. 1 Tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah di Aula Setda Deiyai, Selasa (14/10/2025).

Ekonomi

Wabup Ayub Pigome Buka Sosialisasi UU Pajak Daerah di Deiyai

Tuesday, 14 Oct 2025 - 11:06 WIT