Deiyai [SINAR BEMO] — Warga Kampung Udagida, Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai, kembali menjadi korban banjir pada Sabtu malam (12/7). Luapan air dari Kali Pipa berukuran lutut merendam rumah dan kebun warga, memicu kekhawatiran akan keselamatan serta keberlangsungan mata pencaharian mereka. Peristiwa ini bukan yang pertama, bahkan terjadi berulang kali dalam beberapa tahun terakhir.
Menurut penuturan warga setempat, banjir disebabkan oleh saluran air di jembatan Kali Pipa yang tidak mampu menampung debit udara saat hujan deras. Jembatan tersebut dibangun menggunakan gorong-gorong berdiameter kecil, sehingga air dari hulu tersendat dan meluap ke organisasi.
“Udara dari Kampung Edaro, Kobeweta, Yumago, hingga Udadimi semuanya bermuara di Kali Pipa. Tapi karena gorong-gorong sempit, udara tidak bisa mengalir lancar,” ujar salah satu warga kepada SINAR BEMO. “Kami selalu jadi korban. Kebun rusak, rumah tergenang, dan aktivitas sehari-hari terganggu.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Warga mengaku telah mengajukan proposal pembangunan jembatan permanen kepada Pemerintah Kabupaten Deiyai beberapa tahun lalu. Namun, hingga kini belum ada respons yang konkret.
Beberapa bulan yang lalu, Bupati Deiyai bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bidang Sumber Daya Air (SDA) sempat meninjau lokasi, tetapi tindak lanjutnya belum terealisasi.
“Kami berharap agar pemerintah daerah era sekarang melihat ini dan melakukan pembangunan Jembatan yang diameternya besar agar aliran berjalan mulus.”
Jika tuntutan warga tidak segera ditanggapi, mereka siap mengambil tindakan tegas.
“Kalau tahun ini atau tahun depan jembatan belum juga dibangun, kami sepakat akan putuskan jembatan lama sebagai bentuk protes,” tegas perwakilan warga dalam pernyataan tertulis.
Masyarakat berharap pemerintah daerah segera menanggapi keluhan ini dengan membangun jembatan layak dan permanen. Mereka menilai, jika infrastruktur tetap dibiarkan dalam kondisi tidak memadai, bencana serupa dapat terjadi sewaktu-waktu dengan dampak yang lebih besar.