Lomba Barapen Nabire Kabupaten Deiyai Diumumkan sebagai Juara I se-Provinsi Papua Tengah

Thursday, 20 November 2025 - 12:28 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kelompok Barapen Asal Kabupaten Deiyai saat bungkus Barapen di lapangan Bandar Udara lama Pada Kamis, 20/11/2025.

Kelompok Barapen Asal Kabupaten Deiyai saat bungkus Barapen di lapangan Bandar Udara lama Pada Kamis, 20/11/2025.

Deiyai ​​[SINAR BEMO] — Suasana Bandar Udara lama Kota Nabire, Provinsi Papua Tengah, hari ini, Kamis, 20 November 2025, menyelimuti aroma harum asap kayu dan rempah-rempah yang khas, menandai puncak perayaan Hari Otonomi Khusus (Otsus) Papua ke-24. Di tengah kemeriahan itu, delapan kabupaten berlaga dalam Lomba Barapen, sebuah kompetisi budaya yang kental akan semangat persatuan dan gotong royong.

​Lomba Barapen, atau Bakar Batu, bukan sekedar memasak ajang. Tradisi leluhur masyarakat Pegunungan Tengah Papua ini adalah ritual komunal yang melambangkan rasa syukur, penyelesaian konflik, dan kebersamaan. Menggunakan panas dari batu yang dipanaskan di atas kayu bakar, Barapen berfungsi sebagai dapur alamiah untuk memasak ubi, sayuran, dan aneka daging dalam satu liang yang sama, ditutup dengan dedaunan.

​Peringatan Otsus tahun ini secara sengaja menempatkan Barapen sebagai pusat perhatian, diikuti oleh kontingen terbaik dari Nabire, Paniai, Mimika, Dogiyai, Deiyai, Intan Jaya, Puncak Jaya, dan Puncak. Sejak pagi buta, lapangan telah dipadati “dapur-dapur” Barapen yang mengeluarkan kepulan asap tebal, diiringi teriakan penyemangat dan lantunan lagu adat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

​Tim juri yang terdiri dari tokoh adat, budayawan, dan ahli kuliner, menerapkan kriteria penilaian yang ketat. Mereka tidak hanya menguji kematangan dan cita rasa hasil masakan—terutama ubi dan daging babi/ayam—tetapi juga kedalaman keaslian proses adat. Kekompakan waktu dalam pemindahan batu panas (sebuah proses berbahaya yang membutuhkan koordinasi tinggi), serta kebersihan penyajian akhir, menjadi faktor penentu. Barapen menuntut kerja tim yang sempurna, di mana setiap anggota memiliki peran vital, dari menyiapkan kayu bakar hingga mengungkap liang.

​Setelah prosesi memasak yang memakan waktu berjam-jam dan penilaian yang cermat, tegang, dan berputar, kontingen Kabupaten Deiyai ​​secara resmi dinobatkan sebagai Juara I Lomba Barapen Se-Provinsi Papua Tengah.

​Keberhasilan Deiyai, yang disambut sorak sorai pendukung, dinilai berkat kesempurnaan teknik pemanasan batu. Tim juri menyoroti kemampuan mereka menciptakan panas yang merata di seluruh liang, memastikan ubi, sayuran, dan daging matang sempurna tanpa ada bagian yang gosong atau mentah. Selain itu, cita rasa rempah alami khas Pegunungan Tengah yang mereka gunakan, dipadukan dengan kekompakan tim yang tak tertandingi, memberikan keunggulan skor yang signifikan.

​”Kami sangat bangga dan senang sekali bisa mendapatkan Juara I ini. Ini bukan hanya kemenangan tim, tapi membawa nama baik seluruh masyarakat Kabupaten Deiyai,” tutur Yuliber Bukega, salah satu dari lima peserta tim pemenang, dengan mata berbinar.

​Perayaan Hari Otsus Papua ke-24 ditutup dengan pesan yang mendalam: Otonomi Khusus harus berjalan seiring dengan pelestarian dan penguatan identitas budaya. Kemenangan Deiyai ​​diharapkan dapat mempromosikan Barapen sebagai Daya Tarik Budaya Unggulan Papua Tengah di kancah nasional maupun internasional.

​Seluruh rangkaian acara diakhiri dengan jamuan Barapen massal yang dinikmati oleh ribuan peserta, juri, dan masyarakat yang hadir. Momen berbagi makanan dari liang yang sama ini menjadi simbol penutup yang sarat makna, menegaskan kembali semangat persatuan dan harapan berkelanjutan bagi Tanah Papua.

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Museum Noken, Impian Bersama Warga Deiyai
Melodi Rindu dari Era Senyap: Seandainya Teknologi Menyapa Masa SD Kami, Angkatan Simion (2002-2007)
Grup Musik “Tigi Peku” Sabet Juara I Lomba Musik Tradisional Mambesak DKPPT di Nabire, Bangkitkan Gairah Akustik Papua
Kendala Akomodasi MEEUWODIDE Band Tunda Tampil di PRF Wamena, Apresiasi KORK dan Targetkan Panggung Tahun Depan
Lewat Dentuman Reggae, Musisi Papua Suarakan Perdamaian dan Persatuan
HUT Kebudayaan Nasional, Begini Kata Bupati Deiyai
Tokoh Pencetus Noken UNESCO, Titus Pekei, Kunjungi Disbudpar Deiyai, Perkuat Pelestarian Budaya Lokal
Deiyai: Dunia Pariwisata yang sedang tertidur

Berita Terkait

Thursday, 20 November 2025 - 12:28 WIT

Lomba Barapen Nabire Kabupaten Deiyai Diumumkan sebagai Juara I se-Provinsi Papua Tengah

Saturday, 1 November 2025 - 08:36 WIT

Museum Noken, Impian Bersama Warga Deiyai

Wednesday, 29 October 2025 - 05:35 WIT

Melodi Rindu dari Era Senyap: Seandainya Teknologi Menyapa Masa SD Kami, Angkatan Simion (2002-2007)

Friday, 24 October 2025 - 17:37 WIT

Grup Musik “Tigi Peku” Sabet Juara I Lomba Musik Tradisional Mambesak DKPPT di Nabire, Bangkitkan Gairah Akustik Papua

Monday, 20 October 2025 - 18:47 WIT

Kendala Akomodasi MEEUWODIDE Band Tunda Tampil di PRF Wamena, Apresiasi KORK dan Targetkan Panggung Tahun Depan

Berita Terbaru

Agama

Bupati Deiyai Siapkan Serangkaian Acara Natal Meriah

Friday, 21 Nov 2025 - 17:38 WIT