Lewat Dentuman Reggae, Musisi Papua Suarakan Perdamaian dan Persatuan

Monday, 20 October 2025 - 13:12 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana Konser Musik Reggae di Papua pegunungan pada 19/10/2025.

Suasana Konser Musik Reggae di Papua pegunungan pada 19/10/2025.

Deiyai [SINAR BEMO] – Suasana Menara Salib Wamena, yang biasanya hening, mendadak bergetar dan dipenuhi energi pada akhir pekan lalu. Dentuman musik reggae yang penuh semangat mengalun, menyambut ratusan masyarakat dari delapan kabupaten cakupan Provinsi Papua Pegunungan. Mereka semua berkumpul dalam Festival Reggae Wamena 2025.

​Festival yang diselenggarakan Komunitas Rasta Kribo dengan dukungan penuh dari Nies Word Foundation ini sukses menjadi oase hiburan, sekaligus ruang ekspresi seni dan budaya lokal. Acara yang berlangsung meriah selama dua hari, 18–19 Oktober 2025, telah menjadi agenda tahunan yang dinanti-nanti, tidak hanya sebagai panggung hiburan, tetapi juga sebagai wadah pembinaan dan pemberdayaan musisi lokal.

​Manajer Nies Word Foundation, Nies Tabuni, menjelaskan bahwa festival ini adalah manifestasi komitmen bersama untuk menggali potensi terpendam anak-anak muda Papua. Fokus utama mereka adalah seni musik, yang diyakini mampu menjadi medium transformasi sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

​“Dalam event ini, kami menghadirkan seniman-seniman dan musisi lokal terbaik dari delapan kabupaten di Provinsi Papua Pegunungan. Tujuannya jelas: untuk menghibur masyarakat agar tetap berpikir positif dan terus berkarya dalam berbagai bidang kehidupan,” ujar Tabuni.

​Lebih dari sekadar pertunjukan, Festival Reggae Wamena 2025 adalah bentuk dukungan konkret terhadap eksistensi para pelaku seni. Tabuni menegaskan bahwa acara ini secara khusus mengakomodasi musisi lokal, memastikan mereka mendapat ruang tampil yang layak di tengah masyarakat.

​“Kami ingin memastikan bahwa musisi lokal ini terus hidup, karyanya terus mengalir, dan mereka tetap bisa menghibur masyarakatnya. Ini adalah upaya nyata kita bersama dalam menjaga eksistensi mereka sebagai pilar budaya,” tambahnya.

​Sepanjang dua hari festival, nuansa perdamaian menjadi benang merah yang mengikat. Melalui lirik-lirik yang sarat pesan damai dan semangat persatuan, para musisi menyuarakan harapan agar angka kriminalitas di wilayah pegunungan dapat ditekan melalui pendekatan budaya dan seni.

​“Festival ini dengan lantang menyuarakan perdamaian. Kami sangat percaya, lewat kegiatan positif dan konstruktif seperti ini, angka kriminalitas di Papua Pegunungan dapat berkurang signifikan,” ungkap Tabuni.

​Mengenai pendanaan, Tabuni menjelaskan bahwa acara akbar ini murni terselenggara berkat semangat gotong royong. Dana diperoleh dari sumbangan sukarela komunitas seniman, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal, serta dukungan vital dari Pemerintah Kabupaten Jayawijaya.

​“Sumber dana berasal dari gotong royong komunitas kami para seniman, pelaku UMKM, ditambah bantuan dari Bupati Jayawijaya yang bahkan turut hadir dan memberikan sambutan. Kolaborasi ini yang membuat kegiatan bisa berjalan lancar selama dua hari,” pungkasnya.

​Mengakhiri wawancara, Tabuni mengajak seluruh masyarakat Papua Pegunungan untuk terus merawat harmoni dan kedamaian. “Harapan kami, kita semua tetap menjaga perdamaian Papua Pegunungan melalui jalur seni dan budaya yang kita cintai ini,” tutupnya penuh harap.

 

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Lomba Barapen Nabire Kabupaten Deiyai Diumumkan sebagai Juara I se-Provinsi Papua Tengah
Museum Noken, Impian Bersama Warga Deiyai
Melodi Rindu dari Era Senyap: Seandainya Teknologi Menyapa Masa SD Kami, Angkatan Simion (2002-2007)
Grup Musik “Tigi Peku” Sabet Juara I Lomba Musik Tradisional Mambesak DKPPT di Nabire, Bangkitkan Gairah Akustik Papua
Kendala Akomodasi MEEUWODIDE Band Tunda Tampil di PRF Wamena, Apresiasi KORK dan Targetkan Panggung Tahun Depan
HUT Kebudayaan Nasional, Begini Kata Bupati Deiyai
Tokoh Pencetus Noken UNESCO, Titus Pekei, Kunjungi Disbudpar Deiyai, Perkuat Pelestarian Budaya Lokal
Deiyai: Dunia Pariwisata yang sedang tertidur

Berita Terkait

Thursday, 20 November 2025 - 12:28 WIT

Lomba Barapen Nabire Kabupaten Deiyai Diumumkan sebagai Juara I se-Provinsi Papua Tengah

Saturday, 1 November 2025 - 08:36 WIT

Museum Noken, Impian Bersama Warga Deiyai

Wednesday, 29 October 2025 - 05:35 WIT

Melodi Rindu dari Era Senyap: Seandainya Teknologi Menyapa Masa SD Kami, Angkatan Simion (2002-2007)

Friday, 24 October 2025 - 17:37 WIT

Grup Musik “Tigi Peku” Sabet Juara I Lomba Musik Tradisional Mambesak DKPPT di Nabire, Bangkitkan Gairah Akustik Papua

Monday, 20 October 2025 - 18:47 WIT

Kendala Akomodasi MEEUWODIDE Band Tunda Tampil di PRF Wamena, Apresiasi KORK dan Targetkan Panggung Tahun Depan

Berita Terbaru

Agama

Bupati Deiyai Siapkan Serangkaian Acara Natal Meriah

Friday, 21 Nov 2025 - 17:38 WIT