Auleman Pekei, Legenda Musik Pegunungan Tengah Papua

Saturday, 21 June 2025 - 15:22 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Auleman Pekei tampil bersama Baliem Selection Band di Jayawijaya, 1991. (Dok. Facebook Meeuwo Tempoe Doeloe)

Auleman Pekei tampil bersama Baliem Selection Band di Jayawijaya, 1991. (Dok. Facebook Meeuwo Tempoe Doeloe)

SINAR BEMO — Auleman Pekei, musisi berbakat asal Pegunungan Tengah Papua, lahir pada 15 Agustus 1975 di Wamena dari pasangan Paskalis Pekei dan Paulina Maga Adii. Sejak usia 11 tahun, Auleman telah menunjukkan ketertarikannya pada dunia musik, terutama alat musik dawai. Ia mulai bermain ukulele bersama grup PANBERS pimpinan Rumanus Pekei dan grup Wadouw yang dipimpin Paulus Youw.

Tahun 1987 menjadi titik awal kiprah panggung Auleman, ketika ia tampil dalam pentas hiburan rakyat di halaman Kantor Golkar Wamena selama masa kampanye pemilu. Saat itu, ia mulai menunjukkan keahliannya memainkan gitar, yang semakin berkembang seiring waktu.

Menjelang usia 14 tahun, Auleman sudah mahir memainkan intro melodi dari seluruh album Black Brothers, lagu-lagu dari grup legendari CCR, serta berbagai lagu barat klasik. Kemampuannya semakin dikenal ketika, pada tahun 1991, ia tampil di pentas terbuka Lapangan Polres Jayawijaya bersama Baliem Selection Band, grup musik ternama pimpinan almarhum Paskalis Rumngewur atau Bung Rumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bung Rumi bersama Nilus Leisubun Youw menjadi mentor penting dalam perjalanan musik Auleman, turut membentuknya menjadi gitaris andal bersama Eric Takimay, Edmar Ukago, dan Athen Pigay.

Tahun-tahun berikutnya, Auleman aktif membentuk dan bergabung dalam berbagai grup vokal dan band, antara lain Mutaetuwai (1995), Deiyai Tobe (1996), Tarua Tune (2000), dan Salju Abadi Band (2004). Ia bekerja sama dengan sejumlah musisi Papua lainnya seperti Stef Pekey, Yavi Rumngewur, Herman Youw, dan Hofni Yeimo.

Pada tahun 2009, Auleman diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Daerah Paniai. Meski memiliki bakat luar biasa, Auleman tetap dikenal sebagai pribadi rendah hati. Ia wafat pada 1 Desember 2013 di RSUD Paniai.

Warisan musik Auleman Pekei tidak hanya hidup di telinga generasi sekarang, tetapi juga akan terus mengalir ke generasi mendatang. Suara dan petikan gitarnya menjadi penghibur saat banyak orang Papua melewati masa-masa berat—menjadikannya sebagai legenda sejati dalam sejarah musik Papua.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Joni Nehemia Pakage: DPRK Nabire Dorong Perdasus untuk Larang Miras
Markus Makai Anggota DPRK Nabire Apresiasi Peresmian Asrama Putri di Manokwari
Melison Dogopia Terpilih Pimpin KNPI Deiyai Periode 2025–2028
Rapimpurda KNPI Deiyai: Tino Mote Dorong Aksi Nyata Pemuda
Pemuda Katolik Papua Tengah Salurkan Bantuan ke Ilaga
Danau Tigi: Potensi Alam Papua yang Menjanjikan
Awal Mula Cinta pada Gitar: Sebuah Kisah dari Deiyai
Pemkab Deiyai Bayar Rp10 Miliar Ganti Rugi Tanah

Berita Terkait

Sunday, 29 June 2025 - 11:15 WIT

Joni Nehemia Pakage: DPRK Nabire Dorong Perdasus untuk Larang Miras

Saturday, 28 June 2025 - 22:10 WIT

Markus Makai Anggota DPRK Nabire Apresiasi Peresmian Asrama Putri di Manokwari

Wednesday, 25 June 2025 - 10:30 WIT

Rapimpurda KNPI Deiyai: Tino Mote Dorong Aksi Nyata Pemuda

Monday, 23 June 2025 - 17:20 WIT

Pemuda Katolik Papua Tengah Salurkan Bantuan ke Ilaga

Monday, 23 June 2025 - 04:29 WIT

Danau Tigi: Potensi Alam Papua yang Menjanjikan

Berita Terbaru

Bupati Deiyai, Melkianus Mote, ST, memberikan sambutan saat membuka seminar dan pengobatan gratis HIV/AIDS di SMK Kesehatan Deiyai, Senin (30/6/2025).

Kesehatan

Bupati Deiyai Buka Seminar dan Pengobatan Gratis HIV/AIDS

Monday, 30 Jun 2025 - 09:32 WIT