Deiyai, SINAR BEMO – Pemerintah Kabupaten Deiyai melalui Dinas Pertanian secara resmi menyelenggarakan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis Ternak bagi 20 kelompok tani di Aula Sekwan pada Selasa, 8 Oktober 2025. Kegiatan ini merupakan langkah strategis pemerintah daerah untuk memajukan sektor pertanian dan peternakan, serta mendorong kemandirian ekonomi masyarakat lokal.
Dibuka Asisten II, Dihadiri Tokoh Daerah
Acara pelatihan dibuka secara resmi oleh Asisten II Mesak Pakage, S.Sos. Turut hadir dalam kegiatan penting ini Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Staf Ahli Bupati, Kepala Bidang, Staf Dinas Pertanian, dan perwakilan dari 20 kelompok tani yang menjadi peserta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pertanian Aleks Pigai, M.Pd, menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih yang tulus kepada para orang tua yang datang jauh-jauh dari kampung. Kehadiran mereka menunjukkan semangat dan komitmen tinggi dalam menyambut program pembangunan pertanian.
Program Unggulan: 5.000 Ekor Babi dan Insentif Bibit Kopi
Aleks Pigai menyoroti visi kepemimpinan Bupati saat ini yang memprioritaskan kunjungan ke kampung-kampung. Program utama yang dicanangkan melalui Dinas Pertanian adalah pembagian 5.000 ekor babi pada tahun 2026.
Menariknya, Pigai menegaskan bahwa babi-babi yang akan dibagikan tidak akan didatangkan dari luar Deiyai, melainkan akan dibeli langsung dari peternak lokal.
”Kami pesan kepada masyarakat, segera pelihara babi. Kami akan beli babi dari masyarakat,” seru Pigai, yang disambut meriah oleh tepuk tangan peserta pelatihan. Pernyataan ini menegaskan komitmen Pemda untuk memberdayakan dan memutar roda ekonomi di dalam wilayah Deiyai sendiri.
Selain ternak babi, Dinas Pertanian juga fokus pada komoditas kopi dengan skema insentif yang menggiurkan. Petani akan mendapatkan pembayaran sebesar Rp2.500 per bibit per bulan. Pigai memberikan simulasi potensi pendapatan:
Petani yang menyiapkan 1.000 bibit akan mendapatkan Rp2.500 \times 100 bibit =\mathbf{Rp250.000} per bulan.
Petani yang menyiapkan 5.000 bibit akan mendapatkan Rp5.000 \times Rp2.500 =\mathbf{Rp12.500.000} per bulan.
”Jadi yang menanam pohon, uang banyak akan datang kepadanya. Pendapatan bisa didapat dari buah, bibit pohon, dan dana operasional,” jelas Pigai, mendorong masyarakat untuk melihat pertanian bukan hanya sebagai mata pencaharian, tetapi juga sebagai sumber investasi.
Antisipasi Bencana dan Pentingnya Verifikasi Data
Mengingat kekhawatiran akibat peristiwa terputusnya jalan di Kilometer 139-141, yang berdampak pada logistik, Pigai juga berpesan kepada masyarakat agar mulai menanam sayur-sayuran, ubi jalar (hipere/keladi), dan memelihara ternak di rumah sebagai upaya mengamankan kebutuhan pangan lokal.
Pigai menekankan kedekatan Dinas Pertanian dengan masyarakat. Ia mengumumkan bahwa tahun depan tim akan langsung turun ke kampung-kampung untuk melihat dan mengedukasi masyarakat di lapangan.
”Kami akan turun ke masyarakat untuk melihat langsung cara masyarakat memelihara ayam, cara mengolah kopi. Apabila penggunaan metode salah, kami langsung sampaikan dan memberikan edukasi di lapangan,” ujarnya. Ia menegaskan tujuan kedatangan mereka adalah memberikan pemahaman dan pengetahuan untuk ternak dan tanaman, bukan membawa uang untuk bagi-bagi.
Sebagai penutup, Pigai juga mewanti-wanti masyarakat agar tidak berprasangka buruk. “Jangan berpikir Dinas Pertanian turun ke lapangan untuk foto-foto atau mencari uang. Kami juga takut. Milik masyarakat tetap milik masyarakat, milik kami tetap milik kami,” tegasnya.
Pentingnya KTP dan Nomor Rekening
Terakhir, Pigai menyampaikan informasi krusial terkait bantuan dari provinsi dan pusat. Data yang dihimpun Dinas Pertanian telah diajukan, dan penerima bantuan yang sah adalah mereka yang memiliki KTP dan Nomor Rekening. Oleh karena itu, bagi bapak/ibu yang belum memiliki KTP, diimbau untuk segera melakukan perekaman di Kantor Dukcapil.