Deiyai [SINAR BEMO] — Tradisi sumbangan sukarela terus menjadi budaya yang hidup di tengah masyarakat kampung di wilayah Kabupaten Deiyai. Warga kerap bergotong royong untuk mendukung penyelesaian berbagai persoalan sosial budaya, baik yang bersifat darurat maupun jangka panjang, seperti membayar denda adat, membantu sesama, hingga mendukung pembangunan rumah ibadah.
Salah satu contoh nyata dari semangat gotong royong ini terlihat di Kampung Bomou, yang terdiri dari 7 desa/kampung. Kampung ini dikenal tangguh dalam menyelesaikan persoalan besar. Salah satu kasus besar yang berhasil mereka atasi adalah insiden kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jayapura, di mana seorang mahasiswa asal Bomou menabrak warga Sentani hingga meninggal dunia. Dalam kurun waktu hanya satu bulan lebih, keluarga besar Bomou berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp5 miliar dan atas bantuan sumbangan dari luar kampung Bomou, sebagai bentuk tanggung jawab dan penyelesaian secara adat.
Semangat yang sama kembali terwujud pada 29 Juli 2025. Beredar informasi melalui grup WhatsApp tentang pengumpulan dana sumbangan sukarela guna menyukseskan peresmian Gedung Gereja Kingmi Kalvari Bomou II yang dijadwalkan berlangsung pada bulan September 2025. Gedung gereja ini telah melalui proses pembangunan panjang sejak tahun 2009 atau 2010, dengan berbagai tantangan dan pergantian panitia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah melalui beberapa kendala, pembangunan gereja akhirnya berjalan lancar di bawah kepemimpinan Yance Pakage sebagai ketua panitia. Ia menyampaikan rasa syukur dan apresiasi kepada semua pihak yang telah mendukung, bahkan sebelum pengumuman resmi dilakukan.
“Kami sampaikan terima kasih kepada semua orang Bomou dari ujung Kampung Amago hingga Oneibo yang telah melihat dan merespons informasi pengumpulan dana ini dengan penuh kepedulian,” ujar Yance Pakage.
Ia juga mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi masyarakat saat ini tengah sulit, terutama karena musibah kematian ternak babi yang menjadi sumber penghidupan utama warga. Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat warga untuk tetap memberi sumbangan sukarela demi suksesnya peresmian rumah Tuhan.
“Kami bangga dan sangat berterima kasih atas semua bentuk sumbangan sukarela yang diberikan. Ini bukti bahwa kebersamaan masih hidup dan harus terus dirawat,” tambahnya.
Yance juga berpesan agar seluruh warga jemaat dari 9 gereja yang ada di Bomou terus bersatu, tidak hanya dalam penyelesaian masalah besar, tetapi juga dalam kegiatan rohani dan pembangunan gereja ke depan.
Sejumlah tokoh masyarakat dan kepala suku di Bomou turut menyampaikan dukungan dan harapan agar semangat gotong royong seperti ini terus dilestarikan, menjadi dasar bagi generasi penerus untuk saling membantu dan menjaga keharmonisan hidup bersama.