Deiyai [SINAR BEMO] — 27 Juni 2025, Di tengah proses pembangunan gedung gereja yang belum rampung, umat Katolik Stasi Santo Simon Petrus Udaugida tetap bersuka cita memperingati ulang tahun ke-51 gereja mereka. Perayaan ini diselenggarakan secara sederhana namun penuh makna di gereja lama—tempat yang telah menjadi saksi perjalanan iman umat selama lebih dari setengah abad.
Gedung gereja lama berdiri kokoh dengan segala kemudahannya. Disaat umat berkumpul pada hari Jumat, 27 Juni 2025, untuk merayakan hal-hal penting dalam sejarah gereja mereka. Bagi umat Stasi Udaugida, usia 51 tahun bukan sekadar angka. Ia mencerminkan ketekunan, kesetiaan, dan semangat membangun gereja secara swadaya yang diwariskan turun-temurun.
Ketua Dewan Stasi Udaugida, Anton Adii, menegaskan bahwa pembangunan gedung baru merupakan bagian dari perjuangan kolektif umat selama lebih dari satu dekade. “Kami tidak pernah berhenti berharap dan berusaha. Pembangunan gereja ini sudah kami mulai lebih dari sepuluh tahun yang lalu. Karena keterbatasan dana, prosesnya memakan waktu yang lama, tetapi semua dilakukan murni secara swadaya oleh umat,” ujarnya penuh semangat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
87 Persen Pembangunan Tercapai, Laporan Transparan Disiapkan
Ketua panitia pembangunan Yunus Youw, ST turut hadir dalam perayaan gereja tersebut, mengungkapkan bahwa kemajuan pembangunan gedung baru telah mencapai 87 persen. Meski belum rampung, struktur bangunan utama telah berdiri, menandakan kerja keras umat selama bertahun-tahun.
“Pembangunan ini benar-benar mengandalkan kekuatan umat. Tidak ada sponsor besar, tidak ada bantuan luar. Semua hasil dari iuran sukarela, kontribusi kasih, dan kerja bakti,” jelasnya.
Ia menambahkan, dalam momentum ulang tahun ini, panitia berkomitmen melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pembangunan gereja. Laporan keuangan lengkap—baik pemasukan maupun pengeluaran—akan disampaikan secara terbuka kepada umat. Transparansi ini dianggap penting sebagai bentuk akuntabilitas panitia dan demi menjaga kepercayaan umat.
“Kami akan mengumumkan berapa dana yang sudah terpakai dan berapa yang masih dibutuhkan untuk merampungkan pembangunan. Evaluasi ini penting agar langkah ke depan lebih terarah,” katanya.
Gereja Lama: Tempat Penuh Sejarah dan Kenangan
Perayaan ulang tahun ini diadakan di gedung gereja lama—sebuah bangunan bersejarah yang dibangun puluhan tahun silam oleh para pendahulu, tua-tua adat, dan umat pertama. Meski tidak semegah gereja baru yang sedang dibangun, gereja lama memiliki nilai emosional yang kuat.
“Tempat ini punya sejarah yang panjang. Di dalamnya umat pertama kami merayakan misa, menerima sakramen, dan membangun hidup beriman,” tutur Anton Adii.
Bagi umat Udaugida, Gereja Lama adalah tempat mereka mengalami kasih Tuhan dalam berbagai rupa—dalam kesedihan, kegembiraan, tantangan, maupun harapan.
Makna 51 Tahun: Warisan Iman dan Harapan Masa Depan
Momen 51 tahun ini juga menjadi saat refleksi spiritual bagi umat. Perjalanan panjang gereja Stasi Santo Simon Petrus tidak hanya ditandai dengan pembangunan fisik, tetapi juga perkembangan iman yang kokoh.
Gereja ini telah menjadi pusat kegiatan liturgi dan sosial umat: tempat di mana anak-anak dibaptis, pasangan yang diinduksi, orang sakit yang didoakan, dan komunitas yang dibentuk. Di dalamnya terdapat tradisi iman Katolik yang dilestarikan, nilai kebersamaan yang dipupuk, dan jati diri umat yang diteguhkan.
“Lebih dari bangunan, gereja ini adalah tempat umat mengalami Tuhan dalam kesekharian mereka. Tempat mereka mendapatkan penghiburan, penguatan, dan petunjuk hidup,” ungkap seorang tokoh umat.
Momentum ini juga menjadi ajakan untuk menatap masa depan dengan semangat baru. Umat berharap gereja baru kelak menjadi ruang yang lebih representatif, terbuka, dan mampu menjawab kebutuhan pastoral zaman kini.
“Dengan kerja sama dan ketulusan umat, kami yakin gereja ini akan selesai. Dan ketika saat itu tiba, kami akan memiliki rumah ibadah yang tidak hanya kokoh secara fisik, tetapi juga menjadi pusat pertumbuhan iman yang hidup,” tambah ketua panitia.
Penutup: Melanjutkan Perjuangan Bersama
Perayaan ulang tahun ke-51 Gereja Katolik Udaugida adalah perayaan tentang ketekunan, kesatuan, dan harapan. Di balik setiap batu yang diletakkan dalam pembangunan gereja baru, tersimpan doa dan pengorbanan umat.
Meski belum rampung, semangat umat tak pernah surut. Mereka tahu bahwa gereja sejati bukan sekedar soal bangunan, melainkan kebersamaan dalam iman.
Di usia 51 tahun ini, Gereja Katolik Stasi Santo Simon Petrus Udaugida kembali meneguhkan diri sebagai rumah rohani bagi umat—sebuah tempat yang dibangun dengan cinta, dijaga dengan doa, dan diperjuangkan dengan iman.