Deiyai [SINAR BEMO] — Sejak dipercaya sebagai Ketua Klasis Kebo pada tahun 2018, Pdt. Markus Yogi, S.Th tidak hanya memimpin dalam pelayanan rohani, tetapi juga membawa semangat pembaruan dalam pembangunan fisik gereja. Dalam dua periode kepemimpinannya, ia merancang sejumlah program strategis demi memperkuat fondasi pelayanan di wilayah Klasis Kebo, Kabupaten Paniai.
Salah satu fokus utama programnya adalah pembangunan Gedung Gereja Klasis yang diberi nama Batzaida Kebo. Pembangunan ini dimulai secara bertahap, mengandalkan semangat gotong royong dari jemaat dan dukungan terbatas dari pihak luar. Kini, setelah bertahun-tahun dikerjakan secara perlahan, progres pembangunan gereja tersebut telah mencapai 90%.
Meski demikian, Pdt. Markus mengungkapkan bahwa penyelesaian pembangunan masih terkendala kekurangan dana sekitar 20%. Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah Kabupaten Paniai, untuk turut ambil bagian menyukseskan pembangunan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami sangat bersyukur atas keterlibatan jemaat yang selama ini membantu dengan tenaga dan dana seikhlasnya. Tapi kami juga sangat berharap perhatian dari pemerintah daerah untuk membantu menutupi kekurangan dana ini. Jika semua pihak bergandengan tangan, saya yakin pembangunan ini akan segera rampung,” ujarnya saat ditemui di lokasi pembangunan.
Tak hanya membangun gedung gereja utama, Markus juga telah merancang dan memulai pembangunan sejumlah fasilitas penunjang Azet Klasis, seperti Asrama Klasis, Perumahan Klasis, Kantor Klasis, Dapur Umum, WC empat kamar, tempat jualan jemaat saat Pasar Kingmi, serta Gereja Kecil atau Pos PI yang diberi nama Jerusalem. Namun sebagian besar dari proyek ini masih dalam tahap awal pembangunan, antara 30% hingga 50%, karena keterbatasan dana dan sumber daya.
Meski belum mencapai hasil sempurna, Markus menegaskan bahwa semua program ini bukan semata-mata ambisi pribadi, melainkan merupakan tanggung jawab pelayanan yang dilandasi oleh suara hati dan kepedulian terhadap masa depan gereja dan jemaat.
“Sejak awal saya menjabat, saya tahu bahwa pelayanan bukan hanya tentang berkhotbah. Tapi juga menyediakan fasilitas yang layak untuk ibadah, pendidikan iman, dan pelayanan sosial jemaat. Karena itu saya bertekad, sebelum masa jabatan saya berakhir, saya akan berusaha sekuat tenaga agar semua program ini bisa tuntas,” tegasnya.
Pdt. Markus juga mengajak seluruh warga Kebo dan jemaat setempat untuk bangkit, bersatu, dan menunjukkan komitmen dalam menyelesaikan pembangunan bersama. Ia meyakini bahwa kebersamaan adalah kunci dalam mewujudkan cita-cita besar gereja.
“Kita sudah memulai. Sekarang tugas kita adalah menyelesaikannya bersama-sama. Tidak ada yang tidak mungkin kalau kita bersatu. Gereja bukan hanya bangunan, tetapi simbol harapan dan iman. Mari kita jaga dan wujudkan bersama,” pungkasnya.
Seruan Markus ini menjadi cermin dari semangat kepemimpinan yang tidak hanya berpikir jangka pendek, tetapi merancang masa depan gereja secara menyeluruh. Dalam suasana yang penuh tantangan, harapan untuk menyelesaikan pembangunan Azet Klasis Kebo masih menyala kuat.
Melalui kombinasi kerja keras, doa, dan dukungan dari semua pihak, cita-cita besar Pdt. Markus dan seluruh jemaat Klasis Kebo untuk memiliki pusat pelayanan yang layak dan memadai semakin mendekati kenyataan. Kini tinggal selangkah lagi, dan uluran tangan dari pemerintah serta masyarakat luas menjadi kunci untuk mewujudkannya sepenuhnya.