Deiyai SINAR BEMO – Bupati Deiyai, Melkianus Mote, ST, secara resmi membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Tata Kelola Koperasi Merah Putih (KDMP) di Aula SMA Negeri 1 Deiyai pada Rabu, 15 Oktober 2025. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kabupaten Deiyai ini melibatkan pemerintah dan pengurus KDMP dari 67 kampung se-Kabupaten Deiyai.
Acara pembukaan ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Wakil Bupati Ayub Pigome, Kepala Dinas Kominfo Oktavianus Mote, perwakilan dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), perwakilan dari pemerintah Provinsi, DPMK Dr. Ferdinant Pakage, MM, M.AP, serta kepala kampung dan pengurus KDMP dari 67 kampung.
Dalam perayaannya, Bupati Melkianus Mote menyampaikan pentingnya peran koperasi sebagai pilar ekonomi di tingkat kampung. Beliau menyinggung nama “Merah Putih” untuk koperasi tersebut, menjelaskan bahwa meskipun sempat menimbulkan pro dan kontra, nama tersebut merupakan nama Kabinet dari Presiden Prabowo. Mote menambahkan, jika ia yang membentuk, ia akan menyimpannya “Koperasi Enaimo Ekowai” sesuai dengan sebutan kabinetnya di daerah. Ia menekankan kepada peserta Bimtek untuk dapat menyosialisasikan pentingnya koperasi kepada masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bupati Mote juga menyoroti sinergi antara pemerintah daerah dan dua bank yang beroperasi di Deiyai, yaitu Bank Papua dan Bank BRI. Ia menggarisbawahi keuntungan pinjaman melalui bank, terutama Bank BRI yang menawarkan bunga relatif rendah sebesar 6% per tahun, jauh lebih ringan dibandingkan dengan pinjaman konvensional di luar bank.
Program Unggulan dan Kemandirian Kampung
Melkianus Mote mengungkap program unggulan pemerintahannya bersama Wakil Bupati untuk tahun mendatang, yakni Pembagian 5.000 ekor babi dan pemberdayaan petani kopi. Program ini dirancang untuk berinteraksi melalui 67 Koperasi Kampung yang harus aktif. Ia menargetkan setiap koperasi memiliki ciri khasnya sendiri, misalnya fokus pada peternakan babi, komoditas kopi, sayuran, atau ternak ayam.
”Setiap Kampung harus menjadi Tonawi (Kaya) dengan ciri khasnya sendiri, Kaya dengan kopi, Kaya dengan Babi, Kaya dengan sayuran, Kaya dengan Ayam, dan lain-lain,” tegas Bupati. Ia mendorong koperasi untuk berani memulai usaha dan jika membutuhkan modal, dapat meminjam kepada Bank BRI atau Bank Papua dengan jaminan dari hasil usaha babi atau kopi tersebut. Pemerintah akan memberikan bantuan berupa bibit atau sarana prasarana, jaminan koperasi telah menunjukkan inisiatif dan kinerja.
Koperasi dan Program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Bupati Mote juga mengubah rencana penerapan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Deiyai. Ia melihat program ini sebagai peluang emas bagi Koperasi Merah Putih. Ia menantang pihak manapun yang menolak MBG untuk berdiskusi dengannya, sambil menekankan aspek perputaran uang dan pemberdayaan ekonomi lokal yang ditawarkan program tersebut.
Ia memberikan contoh bagaimana MBG membutuhkan pasokan dalam jumlah besar, seperti 3.000 butir telur, ikan danau, atau 300 ekor ayam (jika dihitung 3.000 porsi), serta pasokan buah-buahan dan sayuran. Kebutuhan masif ini akan menjadi pasar yang pasti bagi produk-produk yang dihasilkan oleh Koperasi Kampung. Tim MBG akan diwajibkan untuk membeli bahan baku dari Koperasi di kampung-kampung, yang pada pasangannya akan dikelola dan dimasak oleh mama-mama asli Deiyai.
Lebih lanjut, Bupati Mote menegaskan dukungannya untuk setiap inisiatif koperasi, termasuk pengembangan tempat wisata. Ia juga mengumumkan rencana untuk merekeningkan seluruh masyarakat Deiyai dan menempatkan layanan BRImo di kampung-kampung melalui koperasi. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat lebih mudah mengakses transaksi keuangan, termasuk pencairan bantuan sosial (Bansos), tanpa perlu menumpuk di Waghete. Rencana pemasangan mesin ATM di beberapa wilayah seperti Debei, Tigi Barat, Bomou, Wagamo, Damaa, Okomo, dan Gakokebo juga dicanangkan untuk memudahkan akses masyarakat.
Bupati Mote berpesan agar kepala dinas terkait dan pendamping desa memberikan pelatihan yang intensif. Ia berharap Koperasi Kampung tidak hanya menunggu bantuan pemerintah, tetapi menunjukkan inisiatif dan hasil kerja terlebih dahulu. “Saya mau mendengar kalau Bapak Bupati, kami sudah melakukan kegiatan atau pekerjaan ini dan itu, tetapi kami butuh dana lagi, kami butuh bahan lagi, itulah yang saya tunggu nanti saya bantu,” tutup Melkianus Mote, memotivasi pengurus koperasi untuk segera bekerja keras.