Deiyai [SINAR BEMO] — Pelaksanaan Festival Kopi ke-2 Papua Tengah yang sangat dinantikan harus ditunda secara tiba-tiba. Sedianya diadakan pada 10–11 November 2025 di kompleks Kantor Gubernur Bandara Lama, Kabupaten Nabire, acara ini dibatalkan karena hantaman cuaca ekstrem.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Riset Daerah (Bapperida) Provinsi Papua Tengah, Eliezer Yogi, S.STP, M.Si, menjelaskan bahwa seluruh persiapan teknis dan koordinasi telah rampung. Panitia bahkan telah mengundang perwakilan dari delapan kabupaten, termasuk para bupati, untuk hadir menyaksikan dan mempromosikan hasil bumi unggulan mereka.
“Persiapan sudah matang, koordinasi dengan pimpinan dan Event Organizer (EO) juga sudah baik. Festival ini tidak hanya mempromosikan hasil kopi tiap kabupaten, tapi juga menyajikan produk unggulan mereka secara menyeluruh,” ujar Eliezer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Cita-cita Deklarasi Wajib Tanam Kopi Tertunda
Lebih dari sekedar pameran, festival ini memiliki agenda strategis. Rencananya, acara tersebut akan menjadi momentum bersejarah bagi deklarasi wajib tanam kopi di delapan kabupaten. Enam kabupaten di wilayah pegunungan akan diarahkan untuk fokus pada penanaman Kopi Arabika, sementara Kabupaten Nabire dan Timika akan memperkuat produksi Kopi Robusta.
Inisiatif ini merupakan perubahan visi dan misi Gubernur Papua Tengah untuk mengangkat kopi sebagai komoditas unggulan dan primadona daerah dalam lima tahun ke depan.
Kerusakan Akibat Angin Kencang dan Hujan Deras
Sayangnya, seluruh rencana matang itu harus pupus. Pada Sabtu pagi (10/11), lokasi acara dilanda hujan deras disertai angin kencang. Cuaca ekstrem ini menyebabkan kerusakan signifikan. Sejumlah tenda pameran dan peralatan pendukung dilaporkan rusak, bahkan drone yang digunakan panitia untuk dokumentasi jatuh.
“Setelah kami evaluasi di lapangan, ternyata tidak memungkinkan untuk dilanjutkan. Kami sudah melapor kepada Bapak Gubernur, dan dia memutuskan festival tertunda karena adanya force majeure (keadaan kahar) akibat faktor cuaca di luar dugaan,” tambah Eliezer dengan nada menyesal.
Bapperida kini tengah berupaya keras agar festival kopi tersebut dapat diadakan ulang pada tahun ini juga. Namun, jika terkendala, kegiatan strategis ini akan diprogram kembali untuk tahun depan. Eliezer Yogi menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa komitmen untuk menjadikan kopi primadona daerah akan terus berlanjut.






