Papua sedang Tidak Baik Saja

Sunday, 13 July 2025 - 20:13 WIT

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gambar ilustrasi Kerusakan  Papua. Sumber Dok Metahita.

Gambar ilustrasi Kerusakan Papua. Sumber Dok Metahita.

Oleh : MP (Mahasiswa Papua di Jawa)

Ini adalah narasi dari sudut pandang saya. Mari kita lihat Papua melalui perspektif masing-masing.

Berbicara tentang Papua, ada banyak faktor yang perlu digali lebih dalam sebelum wilayah ini benar-benar mengalami krisis di berbagai sektor. Saat ini, Papua dikenal sebagai “jantung dunia” karena keberadaan perusahaan tambang raksasa PT Freeport Indonesia di Timika. Selain itu, Papua juga merupakan salah satu paru-paru dunia berkat hutan tropisnya yang masih relatif terjaga, meskipun sebagian wilayah hutannya telah mengalami pembabatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Papua hari ini tidak baik-baik saja.
Mengapa demikian? Apa penyebabnya? Kenapa bisa terjadi?
Pertanyaan-pertanyaan itu terus bergema dalam benak saya.

Beberapa hari kebelakang terpaku dengan berita yang beredar salah satunya melalui suarapapua.com, berita yang keluar pada tanggal 28 Januari 2025 untuk lebih jelas isi beritanya boleh di baca dalam link yang saya cantumkan ini (https://suarapapua.com/2025/01/08/wilayah-provinsi-papua-tegah-dikepung-52-perusahaan-besar/).

Sebanyak 52 perusahaan besar tercatat telah beroperasi di wilayah Provinsi Papua Tengah. Data ini merupakan informasi resmi dan valid dari sumber terkait. Sementara itu, jumlah perusahaan ilegal yang belum terdeteksi masih belum diketahui secara pasti.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa Provinsi Papua Tengah saat ini tengah dikepung oleh aktivitas perusahaan-perusahaan besar, baik yang legal maupun yang berpotensi ilegal. Pemerintah dan masyarakat diharapkan waspada terhadap dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi dari kehadiran perusahaan-perusahaan tersebut.

I. Krisis Kemanusiaan

Selain dari problematika diatas ini, kita ketahui bersama bahwa kematian Orang Asli Papua (OAP) seperti air yang mengalir, setiap hari dinding Facebook dan story WhatsApp penuh dengan berita kematian. Kematian orang Papua saat ini, pintu terbesar adalah melalui penyakit yang mematikan yakni penyakit Human Immunodeficiency Virus (HIV)- Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS).

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia. Sementara itu, AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan tahap lanjut dari infeksi HIV, yang ditandai dengan munculnya berbagai gejala atau penyakit akibat sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah. Ini adalah sedikit penjelasan tentang penyakit HIV/AIDS.

Beragam faktor juga turut menyebabkan kematian di Papua, dan saya yakin kita semua telah memahami hal ini, sehingga tidak perlu dijelaskan secara rinci.

Saat ini, kondisi Papua tidak baik-baik saja. Hal ini disebabkan oleh konflik bersenjata yang berlangsung berkepanjangan dan hingga kini belum terselesaikan. Beberapa wilayah yang masih dilanda kekerasan bersenjata antara lain Nduga, Intan Jaya, Puncak, Puncak Jaya, Timika, serta sejumlah daerah lainnya.

Pengungsian besar-besaran terjadi di sejumlah daerah konflik, menandakan adanya krisis kemanusiaan yang mendesak untuk segera ditangani secara intensif oleh pemerintah daerah setempat.

Trauma yang dialami para pengungsi berdampak serius pada kondisi psikis dan mental mereka. Bayang-bayang serangkaian peristiwa terus menghantui kehidupan mereka sehari-hari.

Beberapa daerah, seperti Kabupaten Asmat, masih mengalami krisis kesehatan. Masalah utamanya meliputi kurangnya gizi serta layanan kesehatan yang belum menjangkau wilayah pelosok. Meskipun alokasi APBN untuk sektor kesehatan tergolong besar, kondisi fasilitas dan kelengkapan alat medis di daerah tersebut masih memprihatinkan.

Banyak anak yang terlantar dan terjerumus ke dalam hal-hal serius, seperti menghirup lem aibon, mengonsumsi minuman keras, melakukan pencurian, serta berbagai bentuk kenakalan remaja.

Sebanyak 146 anak jalanan di Kota Jayapura, Papua, tercatat membutuhkan perhatian dan pembinaan, menurut laporan Jubi Papua. Mereka hidup dalam kondisi rentan akibat berbagai faktor seperti kemiskinan, minimnya pengawasan orang tua, serta lingkungan sosial yang kurang mendukung tumbuh kembang anak.

Data di atas hanya mencakup Kota Jayapura, belum termasuk kabupaten atau daerah lainnya di Papua. Saat ini, Papua terdiri atas enam provinsi, satu kota, dan 29 kabupaten.

Jika kita menjumlahkan anak-anak jalanan dari seluruh daerah tersebut, tentu angkanya akan jauh lebih besar. Dapat dibayangkan, berapa banyak anak yang akhirnya terjerumus dalam kondisi memprihatinkan seperti ini.

II. Krisis Sumber Daya Manusia (SDM)

Salah satu pukulan besar bagi orang Papua adalah krisis kemanusiaan, sebagaimana telah saya ulas sebelumnya.

Dari berbagai persoalan tersebut, pendidikan yang layak, kehidupan yang layak, dan masa depan yang cerah menjadi perhatian serius. Berapa banyak anak yang putus sekolah akibat kondisi tersebut? Hal ini merupakan masalah serius yang tidak boleh diabaikan oleh semua pihak, karena tanpa generasi penerus yang berkualitas, tongkat estafet kemajuan bangsa tidak akan berlanjut.

Saat ini, sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang sudah cukup memadai. Namun, saya pribadi menyayangkan kondisi SDM dalam beberapa tahun ke depan. Ada beberapa faktor yang berpotensi menjadi hambatan, antara lain pengaruh lingkungan sekitar dan perkembangan teknologi modern seperti internet, media sosial, serta kemajuan lainnya.

Ada beberapa faktor traumatis akibat konflik berkepanjangan yang telah saya ulas sebelumnya pada bagian krisis kemanusiaan. Bayang-bayang konflik tersebut membuat masyarakat, terutama anak-anak, merasa takut untuk melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga banyak anak yang putus sekolah. Kondisi ini sangat disayangkan.

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu pilar utama dalam berbagai aspek kehidupan. Pengembangan SDM yang berkualitas menjadi kunci untuk menghadapi tantangan global sekaligus mendorong kemajuan yang berkelanjutan.

Apakah Papua sudah menyiapkan SDM yang siap pakai dalam berbagai bidang?

Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) di Papua masih menjadi tantangan besar. Meskipun berbagai program pendidikan dan pelatihan telah dijalankan, kenyataannya tingkat keterampilan dan pengalaman yang dimiliki SDM Papua masih relatif terbatas jika dibandingkan dengan kebutuhan sektor-sektor strategis seperti pertambangan, teknologi, kesehatan, dan pendidikan. Faktor geografis, infrastruktur yang belum merata, serta akses pendidikan yang masih terhambat menjadi kendala utama dalam mempersiapkan SDM yang siap pakai.

Namun, potensi dan semangat generasi muda Papua sangat besar. Jika didukung dengan pelatihan yang tepat, kesempatan yang merata, dan fasilitas pendidikan yang memadai, mereka mampu berkembang menjadi tenaga kerja profesional yang kompeten. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas SDM Papua secara berkelanjutan.

Apakah SDM yang ada sudah diberikan kepercayaan?

Kepercayaan terhadap SDM lokal juga menjadi isu penting. Sering kali, posisi strategis dan pekerjaan penting di Papua lebih banyak diduduki oleh tenaga kerja dari luar daerah. Hal ini disebabkan oleh persepsi dan realita terkait kompetensi serta pengalaman SDM lokal yang dianggap belum cukup memadai. Namun, tanpa kepercayaan dan kesempatan yang diberikan secara nyata kepada SDM Papua, mustahil mereka bisa berkembang dan membuktikan kemampuan mereka.

Kepercayaan harus diberikan secara bertahap dengan pendampingan dan evaluasi yang objektif. Memberikan ruang kepada SDM Papua untuk berperan aktif dalam pembangunan daerah bukan hanya sebuah kewajiban, tetapi juga investasi jangka panjang untuk kemajuan Papua. Dengan demikian, peningkatan kapasitas SDM dan pemberian kepercayaan harus berjalan beriringan agar Papua bisa maju mandiri dan berdaulat dalam berbagai bidang.

Dengan demikian, pengembangan SDM yang berkualitas merupakan investasi penting untuk masa depan bangsa.

III. Krisis Sumber Daya Alam (SDA)

Sumber Daya Alam (SDA) merupakan kekayaan berharga bagi pemiliknya. Mengapa saya menyebutnya demikian? Karena SDA adalah warisan leluhur yang harus dijaga, dilestarikan, dan dikembangkan secara berkelanjutan.

Papua memiliki sumber daya alam yang sangat kaya dengan beragam flora dan fauna. Kekayaan alam ini menyediakan oksigen (O₂) alami dan mendukung kehidupan yang harmonis di wilayah tersebut.

Dibawah ini merupakan data dan angka dari berbagai laporan yang disebutkan :

641.400 hektar:
Greenpeace menyebutkan bahwa Tanah Papua telah kehilangan hutan alam seluas ini.

435.223 hektar:
Data Greenpeace terbaru menyebutkan bahwa luas hutan yang hilang di Provinsi Papua dan Papua Barat antara tahun 2011 hingga 2019 mencapai angka ini, menurut Voice of America Indonesia.

663.443 hektar:
Auriga, sebuah LSM, melaporkan bahwa dalam dua dekade terakhir, luas hutan alami Papua turun sebanyak ini, menurut Forest Digest.

2.000.000 hektar:
Ada klaim bahwa 2 juta hektar hutan di Papua akan ditebang untuk perkebunan tebu, yang memicu kekhawatiran tentang hak-hak masyarakat adat dan lingkungan, menurut Pikiran Rakyat.

765 hektar:
Dalam dua bulan, terjadi deforestasi di Tanah Papua seluas 765 hektar, menurut Betahita.ID.

Data diatas ini boleh lihat dan cek sendiri untuk memastikan kepastiannya.

Dari data diatas ini kita bisa bayangkan dan mengambil kesimpulan bahwa SDA Papua saat ini seperti apa? Hutan alam Papua berapa yang sudah dikeruk?

Hal yang prihatin adalah jika SDA dikeruk apa yang terjadi kedepannya, hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) dari setiap pemangku yang punya wewenang untuk mengambil kebijakan.

IV. Kesimpulan

Dari ulasan diatas ini saya mengambil kesimpulan bahwa :
Pertama: Pihak yang berwenang mengambil kebijakan yang berpatok pada undang-undang otonomi khusus untuk memberikan keberpihakan kepada rakyat Papua.

Kedua: Pemerintah daerah setempat dari 1 kota dan 29 Kabupaten yang terdiri dari 6 Provinsi Papua untuk melahirkan peraturan daerah soal krisis yang terjadi di beberapa dekade kedepan.

Ketiga: membenahi dan menyiapkan SDM guna menyikapi krisis yang akan terjadi di Papua pada beberapa tahun kedepan.

V. Catatan Saya

Melihat dari berbagai persoalan diatas ini, Papua kedepannya tidak akan baik-baik saja. Krisis dari berbagai bidang akan datang sehingga kita tidak akan bisa membendung jika tidak punya SDM yang memadai. Hal ini menjadi catatan terpenting bagi kita semua.
Catatan soal perusahaan besar dan di izin kan oleh pemerintah daerah, apakah sudah di pastikan akan aman? Apakah sudah diprediksi soal dampak yang akan terjadi kedepan dibeberapa tahun kedepan? Apa untung dan rugi dari perizinan ini? Ini menjadi catatan khusus bagi para pimpinan yang punya wewenang untuk mengambil keputusan.

Penulis adalah Mahasiswa Papua yang sedang mengenyam pendidikan di Jawa.

Facebook Comments Box

Berita Terkait

Mubes Ke-III IPMA-WAMUYA Jayapura: Gabriel Madai Nakhodai Semangat Baru
Pemuda Katolik Bantu Pengungsi Sinak Puncak Papua
Kronologi Lengkap Temuan Potongan Karet dalam Pop Ice di Deiyai
Maksimalkan Liburan: Tingkatkan Skill demi Masa Depan Cerah
47 Siswa TK/PAUD Yegeka Resmi Lulus, Siap Lanjut ke SD
Pemuda Katolik Papua Tengah Salurkan Bantuan Kemanusiaan
DLH Deiyai Siapkan TPSU Baru, Target Rampung 2025
Menikmati Eksotisme Pantai Kogemani, Permata Tersembunyi di Nabire

Berita Terkait

Sunday, 13 July 2025 - 20:13 WIT

Papua sedang Tidak Baik Saja

Sunday, 22 June 2025 - 06:20 WIT

Mubes Ke-III IPMA-WAMUYA Jayapura: Gabriel Madai Nakhodai Semangat Baru

Friday, 20 June 2025 - 21:02 WIT

Pemuda Katolik Bantu Pengungsi Sinak Puncak Papua

Friday, 20 June 2025 - 03:43 WIT

Kronologi Lengkap Temuan Potongan Karet dalam Pop Ice di Deiyai

Wednesday, 18 June 2025 - 22:16 WIT

Maksimalkan Liburan: Tingkatkan Skill demi Masa Depan Cerah

Berita Terbaru

Gambar ilustrasi Kerusakan  Papua. Sumber Dok Metahita.

Lingkungan

Papua sedang Tidak Baik Saja

Sunday, 13 Jul 2025 - 20:13 WIT

Peserta diskusi mingguan IPMANAPANDODE JOG-LO berfoto bersama usai kegiatan di Kontrakan Paniai Solo, 11 Juli 2025.

Daerah

IPMANAPANDODE JOG-LO Gelar Diskusi Literasi Mingguan

Saturday, 12 Jul 2025 - 05:33 WIT

Sejumlah guru honorer Deiyai berkumpul usai pembagian honor, kecewa karena tak menerima hak mereka.

Daerah

Guru Honorer Deiyai Kecewa, Honor Dibagi Tak Sesuai Data

Saturday, 12 Jul 2025 - 05:18 WIT