DEIYAI SINAR BEMO – Bupati Deiyai, Melkianus Mote, S.T., secara resmi membuka Pelatihan Bimbingan Pengolahan Bahan Kue bagi para Pedagang Orang Asli Papua (OAP) tahun 2025. Acara pembukaan dilaksanakan di Aula Katholik Waghete II pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Pelatihan ini merupakan bagian dari upaya serius Pemerintah Kabupaten Deiyai untuk memberdayakan ekonomi masyarakat lokal dan mendorong terciptanya produk-produk unggulan daerah yang memiliki ciri khas Deiyai.
Kebijakan Bantuan dan Pengawasan Berbasis Kinerja
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sambutannya, Bupati Melkianus Mote menjelaskan perubahan skema bantuan dari pemerintah daerah. Ia menegaskan bahwa mulai tahun depan, pemerintah akan mengubah sistem pengajuan proposal menjadi sistem pengawasan langsung di lapangan.
”Tahun ini kami menerima proposal, tetapi tahun depan tidak ada proposal lagi. Kami akan bantu bagi orang-orang yang benar-benar bekerja,” tegas Bupati Mote.
Beliau mengakui bahwa pada tahun ini, bantuan mungkin masih disalurkan kepada mereka yang belum sepenuhnya bekerja. Namun, untuk tahun mendatang, dinas terkait akan turun langsung ke lapangan.
”Tahun depan dari Dinas akan turun langsung, apa yang dikerjakan oleh masyarakat itulah yang akan dilihat dan didata. Bagi mama-mama yang ikut pelatihan kali ini, tahun depan tidak perlu lagi masukkan proposal,” imbuhnya.
Bupati juga mengumumkan bahwa mulai Awal Januari nanti, Pemerintah Kabupaten Deiyai akan memasang spanduk yang menyatakan “Pemerintah Kabupaten Deiyai tidak menerima Proposal.” Bantuan akan diberikan dalam bentuk barang atau peralatan, bertujuan untuk menguji ketahanan usaha para pedagang. “Kami akan bantu alat sehingga siapa yang akan bertahan, itulah yang akan kami kasih bantuan,” jelasnya.
Target Ciptakan Kue Ciri Khas Deiyai dan Pasar Souvenir
Bupati Mote secara khusus menantang para peserta pelatihan untuk berinovasi dan menciptakan Kue Ciri Khas Deiyai. Meskipun mengakui bahwa membuat roti, pisang goreng, dan donat adalah hal yang umum, ia berharap dari 60 peserta pelatihan, setidaknya 4 atau 5 orang dapat menghasilkan produk unik.
”Saya berharap 4 atau 5 lima orang coba buat Kue Ciri Khas Deiyai seperti Dekranasda buat keripik asli Deiyai, kemudian perikanan Deiyai sudah ada Abon Ikan. Tinggal saya bantu kasih dalam kemasan,” kata Bupati.
Inovasi yang didorong termasuk kue dengan rasa babi, rasa ayam, rasa ikan danau, atau rasa apa saja yang penting ciri khas Deiyai. Produk-produk ini, baik kue basah maupun kue kering, akan dibantu proses pengemasannya agar memenuhi standar.
”Kita harus terbitkan produk asli Deiyai,” ujarnya.
Produk lokal ini sangat penting, terutama sebagai oleh-oleh (souvenir) bagi tamu dari Provinsi atau Pusat yang berkunjung. “Ketika ada tamu… kami bingung mau kasih apa karena memang tidak ada produk asli Deiyai, tapi sekarang sudah ada keripik, abon ikan, dan kue ciri khas Deiyai, maka kami akan kasih tahu ini ada ole-ole Deiyai,” tutur Bupati.
Untuk mendukung pemasaran, Bupati Mote berencana membangun Pasar Souvenir di depan BPD Bank Papua. Pasar ini akan menjadi pusat penjualan produk-produk asli daerah Deiyai, seperti Noken, anak panah, termasuk kue khas daerah.
Jaminan Pasar dan Regulasi Usaha
Bupati Melkianus Mote menjamin bahwa masalah pemasaran akan menjadi tanggung jawabnya. Beliau berjanji akan membantu dalam proses perizinan usaha dan kemasan produk bagi mereka yang berhasil menciptakan kue khas.
”Jangan pikiran siapa yang akan beli, tapi untuk pembeli itu tugas saya,” kata Bupati. “Pasti saya akan jual ke saya punya teman-teman di Timika, Nabire dan lain, itu tugas saya.”
Beliau menekankan pentingnya mempersiapkan produk-produk asli Deiyai ini sebelum jalan trans Timika-Deiyai tembus. “Kalau sudah tembus lalu kita mau siapkan produk asli Deiyai, maka itu kita terlambat,” pungkasnya.