DEIYAI, [SINAR BEMO] — Pasokan beras bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di tiga kabupaten, yaitu Dogiyai, Deiyai, dan Paniai, terhambat akibat putusnya ruas jalan di KM 139-141 akibat longsor. Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat, meskipun Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Deiyai, Aleks Pigai, M.Pd, menyatakan bahwa kekhawatiran terbesar seharusnya dirasakan oleh para ASN, bukan masyarakat umum.
Menurut Aleks Pigai, masyarakat memiliki potensi dan waktu yang cukup untuk kembali mengolah lahan pertanian mereka.
“Kegelisahan terhambatnya pasokan beras seharusnya dirasakan oleh para pegawai negeri sipil, bukan masyarakat. Masyarakat punya banyak waktu untuk bekerja di kebun, artinya mereka bisa kembali ke pangan lokal,” ujar Aleks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menyoroti bahwa banyak warga yang kurang produktif, terlihat dari kondisi kebun di sekitar rumah yang tidak terawat.
“Hasil kunjungan saya selama ini di kampung-kampung, ada masyarakat yang bekerja, tapi banyak juga yang hanya mondar-mandir. Rumah mereka dipagari oleh rumput alang-alang yang tinggi, padahal potensinya sangat besar untuk dikembangkan menjadi kebun di pinggir rumah,” tambahnya.
Pigai juga menginformasikan bahwa harga beras di Nabire kini telah mencapai Rp 700.000. Harga ini diperkirakan akan jauh lebih mahal di tiga kabupaten tersebut karena harus ditambah dengan biaya angkut. Kondisi ini, menurutnya, harus menjadi momentum bagi masyarakat untuk kembali menanam komoditas lokal seperti petatas, keladi, sayur hitam, dan sayur paku.
“Pangan lokal umbi-umbian dan sayur-sayuran yang sudah ada sejak leluhur harus kita tingkatkan. Itu bisa ditanam di gunung atau di pinggir rumah,” tegasnya.
Aleks Pigai berharap masyarakat dapat meninggalkan kebiasaan yang tidak produktif dan mulai bekerja sama dalam mengelola kebun. Ia menyoroti perbedaan antara peran laki-laki dan perempuan dalam pekerjaan kebun.
“Saya lihat kebanyakan perempuan yang bekerja, padahal pekerjaan kebun seharusnya juga dikerjakan oleh laki-laki. Namun, laki-laki justru menghabiskan waktu dengan bermain game online dan hiburan lainnya,” pungkasnya.
Ia mengajak para suami dan istri untuk bersatu, bekerja di kebun bersama-sama, dan menikmati hasil panennya secara bersamaan.